Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku
Sinta seorang gadis yang berambut hitam pekat itu menarik lengan teman lelakinya.
"Vino! Hati-hati bahaya. Teledor banget?" celetuknya.
Tetap saja Vino tak menghiraukan kata yang diucapkan temannya itu. Dia terus menghentikan beberapa bis. Tapi tak satupun berhenti di depannya. Dengan jengkel Vino berteriak sekencang mungkin meminta sebuah taksi yang baru saja melintas di depannya berhenti.
Mereka lalu masuk ke dalam taksi itu. Alunan lagu dari tangga-Cinta tak mungkin berhenti memenuhi sudut-sudut kendaraan bercat biru itu.
"Kamu kenapa keburu banget? Ngajak dicuekin. Gajelas lagi" Protes Sinta sambil membenahi hijabnya yang sedikit longgar karena tertiup angin.
"Udah diem aja. Nanti kamu juga tau kok."
"Pak, berhenti di sini aja. Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja" kata Vino ramah
Kali ini Sinta hanya diam mengikuti langkah Vino menuju sebuah restoran yang terdapat di sekitar Bintaro. Sinta benar-benar bingung dengan ulah temanya yang tidak jelas itu.
"Tiba-tiba mengajak pergi tapi sekarang dicuekin" gumamnya dalam hati
Seorang pelayan berpakaian hitam putih mendekati mereka dengan membawa menu pesanan.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu dengan ramah. Senyumnya indah
"Seperti yang saya rencanakan mbak"
"Baik, saya ambilkan mas"
Pelayan itu membalikkan badan dan meninggalkan mereka. Tak sampai 5 menit dia kembali membawa nampan dengan kemolekan tubuhnya itu. Anggun.
"Sin, ada yang mau aku omongin sama kamu" tanganyya tak lagi berada di kedua saku melainkan mencengkeram tangan Sinta.
"Kamu gapapa kan Vin?"
"Aku cinta kamu, sejak dulu, sejak pertama kita ketemu. 5 tahun yang lalu. Gak mudah nyimpan perasaan selama itu kan Sin? Aku mau kamu jadi pendamping hidupku" sambil berlutut dan menyerahkan isi nampan yang ternyata adalah cincin berlian yang di desain khusus oleh desainer Tokyo.
"Sori Vin, tapi kamu tau kan. 1 bulan lagi aku nikah. Nikah sama sahabat kamu. Aku gabisa maaf"
"Sin sampai kapanpun aku akan mencintaimu. Karena aku tau cinta ku ke kamu tidak akan berhenti secepat aku mencintaimu! Ingat! Semoga bahagia" teriaknya setelah Sinta pergi meninggalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar