Lewat jentikan jemariku ini sebuah kata MAAF terlayangkan. Aku tak tahu ini akan kau baca atau tidak. Satu kata yang membuat hatiku cukup berdesir. Maaf, ya aku mohon, maafkan semua yang telah terjadi begitu saja dan secepat itu. Jika kau bertanya untuk apa aku meminta maaf aku akan balik bertanya. Bukankah dirimu sudah lebih faham dari permohonan maafku?
Maafkan aku yang tidak bisa menjaga rasa, maaf aku telah mencintaimu, maaf aku telah menganggapmu bagian penting dari hari-hariku, maaf untuk.. sudahlah terlalu banyak kesalahanku kepadamu. Tak kusangka semua akan seperti ini, tak ada unsur kesengajaan sekalipun. Sungguh. Alasannya cukup jelas, kau sudah bersamanya. Entah bagaimana bisa rasa itu tumbuh seperti ini. Mungkin aku terlalu memberi kebebasan untuk perasaan ini.
Semua berasal dari saling tegur dan itu jelas hanya lelucon. Lalu, semua itu berubah menjadi rasa yang benar adanya. Bagaimana bisa kau benar-benar menjadi alasanku tertahan untuk tidur. Kau yang membuatku terlihat rapuh di depan mereka. Apakah semua ini kesalahan terbesarku? Apakah sebuah rasa patut untuk disalahkan? Kurasa tidak.
Ketika berbicara rasa akan terputar semua rasa yang pernah kualami. Yang kutahu, rasa tidaklah pernah salah. Rasa tidak pernah membohongi diri sendiri, kecuali untuk orang yang benar tolol. Lalu aku harus bagimana menghadapi semua ini? Menghindar? aku yakin ini bukan jalan yang terbaik. Lalu bagaimana? Aku ingin beristirahat jika seperti ini.
Jika kau memohon kepadaku untuk berhenti mencintaimu setelah mendengar penjelasanku. Aku akan menjawab "Jangan pernah memintaku untuk berhenti mencintaimu. Seberapapun kau memohon aku tidak akan melakukannya. Tenanglah. Aku wanita perkasa. Hatiku sudah berpengalaman sekian lamanya. Yang perlu kau tau, aku tidak akan mengganggu kebahagiaanmu denganya"
Kau tau alasanku menjawab seperti itu? Karena semua orang mempunyai HAK untuk siapa rasa itu ditujukan. Jadi jangan memintaku menghapus rasa ini. Aku akan menjaga rasa ini agar tak merengkuh kebahagiaanmu bersamanya. Jangan khawatir. Percayalah, kau sudah terlalu baik Pangeran.
Bahagialah bersamanya.
Jika kau dikecewakan kemarilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar